PEMERIKSAAN DALAM
makalah
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Asuhan
Kebidanan Persalinan
Dosen Pengampu:
Ibu Sumarni, SST.,M.Kes
Oleh:
Ai Kusmiati Ar-Rasis
Sekolah Tinggi
Ilmu Kesehatan ( STIKes ) Mitra Kencana Tasikmalaya
Program Studi D3
Kebidanan
Tahun 2014
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmairrahim........
Puji syukur marilah kita panjatkan
kehadirat Illahi Rabbi Allah SWT. Karena berkat rahmat dan karunia-Nya kami
bisa menyelasaikan makalah ini dengan tepat waktu walaupun jauh dari kata
sempurna.
Makalah yang berjudul Langkah-langkah Pemeriksaan Dalam ini bertujuan memberikan pengetahuan
serta bekal kepada pembaca agar mampu menerapkan langkah yang sesuai prosedur
serta dapat memberikan pelayanan yang
komprehenshif sesuai harapan seluruh kalangan.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu
Sumarni yang telah membimbing kami dalam penyusunan makalah ini sehingga dapat
terselaikan.
Besar harapan semoga makalah ini
bermanfaat umumnya bagi pembaca dan khususnya bagi penyusun agar dapat menambah
wawasan dan pengetahuan. Amin.
Kritik dan sarannya sangat kami
harapkan.
Tasikmalaya, 12 Oktober 2014
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………………. I
DAFTAR ISI……………………………………………………………………… II
BAB I : PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah…………………………………………………… 1
B.
Tujuan……………………………………………………………………… 1
C.
Rumusan
Masalah………………………………………………………….. 1
BAB II : PEMBAHASAN “PEMERIKSAAN DALAM”
A.
Definisi…………………………………………………………………….. 2
B.
Tujuan……………………………………………………………………… 2
C.
Indikasi……………………………………………………………………. 3
D.
Kontra Indikasi…………………………………………………………….. 4
E.
Langkah-langkah dalam melakukan pemeriksaan dalam…………………. 4
F.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemeriksaan dalam………………. 6
G. Prosedur
pemeriksaan dalam………………………………………………. 8
H. Daftar Tilik…………………………………………………………………. 9
BAB III: PENUTUP
A.
Simpulan…………………………………………………………………… 12
B.
Saran……………………………………………………………………….. 12
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………
13
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Pemeriksaan dalam berguna untuk melihat ada tidaknya suatu kelainan pada
vagina sampai mulut rahim. Tak hanya berguna bagi ibu hamil, pemeriksaan ini
juga bisa untuk menegakkan diagnosis kasus-kasus seperti infeksi pada saluran
indung telur, tumor, kanker dan sebagainya.Sampai saat ini belum ada alat
secanggih apa pun yang bisa menggantikan fungsi pemeriksaan dalam. USG,
umpamanya, hanya bisa diandalkan untuk mengevaluasi kesejahteraan janin maupun
kondisi rahim, sementara kondisi mulut rahim itu sendiri tak bisa dinilai.
Selain itu pemeriksaan dalam juga berperan penting dalam persalinan,
terutama untuk menilai keadaan janin serta keadaan serviks. Misalnya untuk
menilai pembukaan servik, atau untuk menilai penurunan kepala janin.
Oleh sebab itu dirasa penting untuk membuat makalah yang membahas tentang
pemeriksaan dalam (vaginal Touche)
B. Tujuan
1. Untuk
mengetahui definisi Pemeriksaan dalam
2. Untuk
mengetahui langkah-langkah dalam pemeriksaan dalam
3. Untuk
mengetahui prosedur sebelum, selama serta sesudah pemeriksaan dalam.
C. Rumusan masalah
1. Apakah definisi
dari pemeriksaan dalam ?
2. Bagaimana
langkah-langkah pemeriksaan dalam ?
3. Apa saja prosedur
yang harus dilakukan sebelum, selama serta sesudah
pemeriksaan dalam ?
BAB II
PEMBAHASAN
PEMERIKSAAN DALAM
A.
Definisi
Pemeriksaan
dalam adalah pemeriksaan genitalia bagian dalam mulai dari vagina sampai
serviks menggunakan dua jari, yang salah satu tekniknya adalah menggunakan
skala ukuran jari(lebar satu jari berarti 1 cm) untuk menentukan diameter
dilatasi serviks (pembukaan serviks atau
portio).
B.
Tujuan
Pemeriksaan
dalam dilakukan dengan tujuan:
1.
Untuk menentukan apakah penderita
benar dalam keadaan inpartu
2.
Untuk menentukan faktor janin dan
panggul
3.
Menentukan ramalan persalinan
4.
Untuk menilai
vagina (terutama dindingnya), apakah ada bagian yang menyempit
5.
Untuk menilai
keadaan serta pembukaan servik
6.
Untuk menilai
ada atau tidaknya tumor pada jalan lahir
7.
Untuk menilai
sifat flour albus dan apakah ada alat yang sakit, misalnya bartholinitis
8.
Untuk mengetahui
pecah tidaknya selaput ketuban.
9.
Untuk
mengetahui presentasi janin
10.
Untuk
mengetahui turunnya kepala dalam panggul
11.
Untuk
mengetahui penilaian besarnya kepala terhadap panggul
12.
Untuk
mengetahui apakah proses persalinan telah dimulai serta kemajuan persalinan.
C. Indikasi
1.
Selama kehamilan, seharusnya pemeriksaan dalam dilakukan dua kali, yakni:
a.
Trimester awal
Saat ibu hamil pertama kali datang ke dokter kandungan untuk memastikan
kehamilan umumnya akan dilakukan pemeriksaan dalam secara keseluruhan. Jika
memang ada kehamilan akan teraba adanya pembesaran rahim dan tanda hegar
(terabanya antara mulut rahim dan badan rahim seolah terpisah). Pemeriksaan di
awal ini juga bertujuan untuk mengevaluasi jalan lahir apakah ada kelainan atau
tidak semisal ada varises di vagina, infeksi keputihan, polip atau tumor di
mulut rahim, yang bisa memengaruhi kehamilan ibu. Maka itu, pemeriksaan dalam
harus dilakukan di awal kehamilan. Bila ada kelainan bisa diketahui dan
ditangani segera.
Setelah itu baru dilakukan pemeriksaan USG. Ada kalanya, selama tak ada
keluhan, dokter akan melewatkan pemeriksaan dalam dan langsung pada pemeriksaan
USG. Hal ini akan lebih mempercepat, memudahkan pemeriksaan dan tidak menimbulkan
rasa risih pada pasien.
b.
Trimester akhir
Tepatnya saat kehamilan usia 36 minggu, pemeriksaan dalam dibutuhkan untuk
mengevaluasi kondisi jalan lahir bila memang direncanakan persalinan normal.
Jadi akan diperiksa apakah mulut rahim sudah siap dan apakah kapasitas panggul
ibu cukup luas untuk dilalui bayi. Jika tak ada masalah maka per-salinan dapat
ditunggu sampai usia maksimal 42 minggu.
c.
Selain di trimester awal dan akhir, pemeriksaan dalam bisa dilakukan di
trimester kedua bila memang ada indikasi.
Contoh, ibu mengalami keputihan dalam jumlah banyak, yang berubah warna,
berbau dan menyebabkan gatal. Atau ibu hamil mengalami perdarahan berupa bercak. Dalam
kasus ini pemeriksaan dalam dilakukan untuk membantu menegakkan diagnosis serta
memastikan sejauh mana masalah tadi membahayakan kehamilan ibu. Setelah itu
barulah dilakukan pengobatan.
2.
Pemeriksaan dalam juga dilakukan saat ibu bersalin
Pemeriksaan ini dilakukan pada
saat memasuki kala I persalinan, saat ada gejala mulas-mulas dan ibu mengalami
his secara teratur 2 kali dalam 15 menit sebagai tanda akan melahirkan.
Pemeriksaan dalam ini dengan kepentingan untuk menentukan awal dan kemajuan
dari persalinan.
Khusus untuk memeriksa kemajuan
persalinan, maka pemeriksaan dilakukan setiap 4 jam di fase laten (pembukaan
mulut rahim 4 cm) dan setiap 2 jam di fase aktif (pembukaan mulut rahim 4-10
cm).
Sedangkan penilaiannya meliputi
pembukaan jalan lahir, turunnya kepala janin, apakah sudah memutar atau belum
dan sampai mana putaran tersebut, karena kondisi ini akan menentukan jalannya
persalinan.
Contoh, bila ubun-ubun kecil
sudah menghadap ke depan, berarti sudah turun mencapai pembukaan lengkap (10
cm) dan bayi sudah siap untuk dilahirkan. Jika dalam tenggang waktu 8 jam
setelah pemeriksaan dalam kala I bayi belum juga lahir atau masih tetap
pembukaan 3-4 cm maka perlu tambahan stimulasi (pacuan). Tentu akan diakhiri
dengan segera dilahirkan atau kalau tindakan ini juga "tak mempan"
berarti harus operasi sesar.
D. Kontra Indikasi
Pemeriksaan
dalam tidak dapat dilakukan pada beberapa kasus, seperti:
1.
Perdarahan
2.
Plasenta previa
3.
Ketuban pecah dini
4.
Persalinan preterm
E.
Langkah-langkah dalam melakukan pemeriksaan dalam
Langkah-langkah
dalam melakukan pemeriksaan dalam termasuk :
1.
Tutupi badan ibu sebanyak mungkin dengan sarung atau selimut.
2.
Minta ibu
berbaring telentang dengan lutut ditekuk dan paha dibentangkan (mungkin akan membantu
jika ibu menempelkan kedua telapak kakinya satu sama lain
3.
Gunakan sarung angan DTT atau
steril saat melakukan pemeriksaan.
4. Gunakan kasa atau gulungan kapas DTT yang dicelupkan ke air DTT/larutan
antiseptik. Basuh labia secara hati-hati,seka dari depan ke belakang untuk
menghindarkan kontaminasi feses (tinja).
5. Periksa genetelia eksterna,
perhatikan apakah ada luka atau massa (benjolan) termasuk kondilomata
varikositas vulva atau rektum,atau luka parut di perineum.
6. Nilai cairan vagina dan tentukan
apakah ada bercak darah, perdarahan pervaginam atau mekonium :
a. Jika ada perdarahan pervaginam, jangan lakukan pemeriksaan dalam.
b. Jika ketuban sudah pecah, lihat warna dan bau air ketuban. Jika terlihat
pewarnaan mekonium,nilai apakah kental atau encer dan periksa djj.
1) jika mekonium encer dan djj
normal,teruskan pemantauan djj secara seksama menurut petunjuk partograf.jika
jika ada tanda- tanda akan terjadi gawat janin lakukan rujukan segera.
2) jika mekonium kental,nilai djj dan rujuk
segera.
3) jika tercium bau busuk mungkin
telah terjadi infeksi.
7. Dengan
hati-hati pisahkan labia mayor dengan jari manis dengan ibu jari(gunakan sarung tangan pemeriksa). Masukan jari
telunjuk yang diikuti oleh jari tengah.janga mengeluarkan kedua jari tersebut
sampai pemeriksan selesai dilakukan.jika selaput ketuban belum pecah,jangan
melakukan tindakan amniotomi(merobeknya).
8. Nilai vagina.luka parut pada
vagina mengindikasikan ada riwayat robekan perinium atau tindakan episiotomi
sebelumnya. Hal ini merupakan informasi penting untuk menentukan tindakan pada
saat kelahiran bayi.
9. Nilai pembukaan dan penipisan
serviks.
10. Pastikan tali pusat dan/atau
bagian-bagian kecil(tangan atau kaki)tidak teraba pada saat melakukan periksa
dalam.jika teraba maka ikuti langkah-langkah gawat darurat dan segera rujuk ibu
kefasilitas kesehatan yang sesuai.
11. Nilai penurunan bagian terbawah
janin dan tentukan apakah bagian tersebut telah masuk kedalam rongga
panggul.bandingkan tingkat penurunan kepala dari hasil periksa dalam dengan
hasil periksaan melaui dinding abdomen untuk menentukan kemajuaan persalinan.
12. Jika bagian terbawah adalah
kepala,pastikan penunjuknya(ubun-ubun kecil,ubun-ubun besar atau fontanela
magna)dan celah(sutura)sagitalis untuk menilai derajat penyusupan atau tumpang
tindih tulang kepala dan apakah ukuran kepala janin sesuai dengan ukuran jalan
lahir.
13. Jika pemeriksaan sudah
lengkap,keluarkan kedua jari dari pemeriksaan,celupkan sarung tangan kedalam
larutan untuk dekontaminasi,lepaskan kedua sarung tangan tadi secara terbalik
dan rendam dalam larutan dekontaminasi selama 10 menit.
14. Cuci kedua tangan dan segera
keringkan dengan handuk yang bersih dan kering.
15. Bantu ibu untuk mengambil posisi
yang lebih nyaman.
16. Jelaskan hasil-hasil pemeriksaan
pada ibu dan keluarganya.
F. Hal-hal yang perlu diperhatikan
dalam pemeriksaan dalam
1.
Keadaan
Perineum
Pada primipara perineum utuh
dan elastis.
Pada multipara tidak utuh, longgar dan lembek. Untuk menentukan dengan menggerakkan jari dalam vagina ke bawah dan ke samping. Dengan cara ini juga diketahui otot
levator ani normal teraba elastic.
2. Sistokel Dan Rektokel
a. Sistokel adalah benjolan pada dinding depan vagina yg disebabkan oleh
kelemahan dinding belakang kandung kemih.
b. Rektokel adalah benjolan pada dinding belakang vagina disebabkan oleh kelemahan dinding depan rektum.
Diakibatkan oleh persalinan yang berulang terutama ada robekan perineum atau
bersamaan dengan prolapsus uteri.
3. Pengeluaran pervaginaan
a. Cairan putih kekuningan akibat rarang serviks atau monilia vagini tas, cairan hijau kekuningan karena
trikhomonas.
b. Lendir campur darah
c. Cairan ketuban
d. Darah berasal dari robekan jalan lahir, plasenta previa, solutio plasenta
e. Mekoneum
4. Serviks
Perlu diperhatikan pembukaan, penipisan, robekan
serviks dan kekakuan serviks.
a. Pembukaan
ditentukan & diukur dg kedua jari. Kalau pemb > 6 cm lebih muda diukur
dari forniks lateralis dg cara berapa cm lebar yg masih tersisa.
b. Menentukan
penipisan kadang sukar terutama kalau serviks menempel di bag bawah janin.
c. Keadaan
normal serviks lembut & elastis
5. Ketuban
a. Tentukan
ketuban utuh atau tidak, di ketahui bila pemeriksaan dilakukan selagi ada his.
b. Bagaimana keadaan ketuban
6. Presentasi, titik penunjuk dan posisi
a. Presentasi kepala diketahui bila teraba bagian bulat dan
keras, tulang parietal, sutura sagitalis, ubun-ubun besar
atau ubun-ubun kecil.
b. Presentasi belakang kepala titik penunjuk (denominator)ubun-ubun kecil, presentasi bokong à sakrum
c. Posisi kepala yg perlu ditentukan adalah letak ubun-ubun kecil terhadap panggul
ibu
7. Turunnya kepala
Untuk menentukan di mana
turunnya kepala diperkirakan dengan pemeriksaan luar dan dipastikan dengan pemeriksaan dalam. Untuk menentukan sampai di mana turunnya kepala
ditentukan dengan bidang Hodge.
8. Pemeriksaan panggul
Perlu diperhatikan bentuk dan
ukuran panggul.
Untuk ukuran
perlu diperhatikan :
a.
apakah
promontorium teraba
b.
apakah
linea inominata teraba seluruhnya, sebagian / beberapa bag
c.
apakah
kecekungan sakrum cukup
d.
dinding
sampng panggl lurus/miring
e.
spina
iskhiadika runcing / tumpul
f.
arkus
pubis sudut runcing/tumpul
g.
dasar
panggul kaku, tebal atau elastis
9.
Tumor jalan lahir
Perlu diperhatikan apakah ada tumor pada jalan
lahir yang kiranya menganggu proses persalinan . Tumor dapat bersifat neoplastik
atau tumor radang.
G.
Prosedur pemeriksaan dalam
1. Sebelum Pemeriksaan
a. Yakinkan kandungan kemih ibu kosong
b. Palpasi abdomen dulu. Ini adalah kebiasaan baik yang harus dikerjakan.
c. Jangan pernah melakukan periksa dalam selama konstruksi karena sangat
sensitive, nyeri dan mengimobilisasi ibu.
d. Duduklah disebelah ibu dan bercakap dengannya untuk membantunya relaks
sebelum pemeriksaan.
2.
Selama
Pemeriksaan
a. Bidan harus menerangkan apa yang ia kerjakan dan memeriksa apakah ibu
dalam keadaan baik.
b. Semua bidan harus waspada terhadap bahasa tubuhnya sendiri, hindari
ekspresi cemas, kecewa atau lepas dari apa yang sedang terjadi.
c. Waspadalah terhadap bahasa tubuh ibu dan pastikan ia merasa baik – baik
saja. .
3.
Setelah Pemeriksaan
a. Dengarlah denyut jantung janin.
b. Berilah ucapan selamat karena ia
dapat menghadapi pemeriksaan dengan baik dan berilah kata – kata positif
meskipun bila ada sedikit kelainan.
c. Diskusikan temuan dengan ibu. Bila
dilakukan pendekatan yang sensitive dan temuannya merupakan berita baik, maka dapat mengangkat
semangat ibu dan menenangkannya, bila tidak ditangani dengan sensitive atau
beritanya buruk maka pemeriksaan bisa menjadi bencana atau pengalaman negative.
H. Daftar
Tilik
PENUNTUN
BELAJAR
PEMERIKSAAN
DALAM
|
||||||
NO
|
LANGKAH / TUGAS
|
KASUS
|
||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
||
Persiapan Tindakan
|
||||||
1.
|
Pasien :
§ Selimut mandi
§ Kapas sublimat.
§ Air DTT dalam kom.
§ Bengkok
§ Larutan klorin 0,5 %
§ Status ibu dan alat tulis.
|
|||||
2.
|
Petugas :
§ Apron
plastik, masker, kacamata pelindung
§ Sarung tangan
DTT/steril
§ Alas kaki/sepatu boot karet
|
|||||
3.
|
Lingkungan :
§ Ruangan dalam keadaan tertutup
|
|||||
Persetujuan Tindakan Medik
|
||||||
4.
|
Menjelaskan pada ibu apa yang akan dikerjakan dan
memberitahukan kemungkinan ketidaknyamanan serta memberikan kesempatan untuk
mengajukan pertanyaan
|
|||||
5.
|
Dengarkan apa yang disampaikan oleh ibu
|
|||||
6.
|
Berikan dukungan emosional dan jaminan pelayanan
|
|||||
Tindakan
|
||||||
7.
|
Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir serta
mengeringkannya dengan handuk bersih.
|
|||||
8.
|
Meminta ibu untuk berkemih dan membasuh regio genetalia
dengan sabun dan air bersih
|
|||||
9.
|
Meminta ibu berbaring di tempat tidur
|
|||||
10.
|
Menutupi badan ibu dengan selimut atau kain
|
|||||
11.
|
Mengatur posisi ibu dorsal recumbent
|
|||||
12.
|
Mengunakan sarung tangan DTT atau steril pada kedua tangan.
|
|||||
13.
|
Membersihkan vulva dan perineum, menyekanya dengan
hati-hati dari depan ke belakang dengan kapas atau kassa yang sudah dibasahi
air DTT. Jika mulut vagina, perineum atau anus terkontaminasi oleh kotoran
ibu, membersihkan dengan seksama dengan cara menyeka dari depan ke belakang. Membuang kapas atau kassa yang sudah terkontaminasi dalam wadah yang
benar. Mengganti sarung tangan jika terkontaminasi (meletakkan kedua sarung tangan tersebut
dengan benar di dalam larutan dekontaminasi)
|
|||||
14.
|
Memeriksa genitalia luar ;
Inspeksi :
§ Perdarahan.
§ Cairan amnion ; warna, bau, jumlah.
§ Mekoneum ; kental atau encer
§ Bagian yang menumbung.
§ Lendir darah.
§ Perlukaan
§ Massa
§ Varices
§ Edema
§ Haemoroid
Ø Jika ada
perdarahan pervaginam, jangan lakukan
pemeriksaan dalam.
|
|||||
15.
|
Dengan hati-hati pisahkan labia dengan jari manis dan
ibu jari tangan kiri pemeriksa. Masukkan jari telunjuk tangan kanan pemeriksa
dengan hati-hati diikuti oleh jari tengah. Setelah kedua jari tangan berada
dalam vagina, tangan kiri pemeriksa diletakkan di fundus ibu. Pada saat kedua
jari berada di dalam vagina, jangan mengeluarkannyasebelum pemeriksaan
selesai. Jika ketuban belum pecah, jangan lakukan amniotomi.
|
|||||
16.
|
Nilai vagina. Luka parut lama di vagina bisa memberikan
indikasi luka atau episiotomi sebelumnya, hal ini mungkin menjadi informasi
penting pada saat kelahiran bayi.
|
|||||
17.
|
Nilai pembukaan dan penipisan serviks
|
|||||
18.
|
Pastikan tali pusat umbilikus dan/atau bagian-bagian
kecil (tangan atau kaki bayi) tidak teraba pada saat melakukan pemeriksaan
pervaginam.
|
|||||
19.
|
Nilai penurunan kepala janin dan tentukan apakah kepala sudah masuk ke
dalam panggul. Bandingkan penurunan kepala dengan temuan-temuan dari
pemeriksaan abdomen untuk menentukan kemajuan persalinan.
|
|||||
20.
|
Jika kepala sudah dapat dipalpasi, raba fontanela dan sutura sagitali
untuk menentukan penyusupan tulang kepala dan/atau tumpang tindihnya, dan
apakan kepala janin sesuai dengan diameter jalan lahir.
|
|||||
21.
|
Setelah pemeriksaan lengkap, keluarkan kedua jari
pemeriksa dengan hati-hati, sambil meminta ibu untuk menarik nafas panjang.
|
|||||
22.
|
Mendekontaminasikan sarung tangan dengan cara
mencelupkan tangan yang masih memakai sarung tangan kotor dedalam larutan
klorin 0,5% dan kemudian melepaskan dalam keadaan terbalik serta merendamnya
di dalam larutan tersebut selama 10 menit. Mencuci kedua tangan (seperti
diatas)
|
|||||
23.
|
Merapihkan ibu kembali dan membantu ibu mengambil posisi yang nyaman
|
|||||
24.
|
Memberitahu ibu dan keluarganya tentang hasil pemeriksaan.
|
|||||
25.
|
Mencatat /mendokumentasikan hasil-hasil pemeriksaan pada status ibu.
|
|||||
SKOR NILAI = ∑ NILAI X
100%
75
|
||||||
TANGGAL
|
||||||
PARAF PEMBIMBING
|
Kesimpulan :
BAB III
PENUTUP
A.
Simpulan
1.
Pemeriksaan
dalam adalah pemeriksaan genitalia bagian dalam mulai dari vagina sampai
serviks menggunakan dua jari, yang salah satu tekniknya adalah menggunakan
skala ukuran jari(lebar satu jari berarti 1 cm) untuk menentukan diameter
dilatasi serviks (pembukaan serviks atau
portio).
2.
Dalam pemeriksaan dalam terdapat
16 langkah yang harus diikuti.
3.
Terdapat prosedur-prosedur yang harus di ikuti baik sebelum, selama dan
sesudah pemeriksaan dalam.
B.
Saran
1.
Lakukan pemeriksaan dalam secara tepat untuk menghindari adanya komplikasi
2.
Lakukan pemeriksaan dalam sesuai
prosedur kerja.
DAFTAR PUSTAKA
Nurasiah, Ai, Ani Rukmawati,
dkk. 2012. Asuhan Persalinan Normal Bagi Bidan. Bandung: Revika Aditama.
Prawirohardjo, Sarwono.
2006. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta: Bina Pustaka.
Prawirohardjo,Sarwono.2008.Ilmu Kebidanan.
Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
Tidak ada komentar:
Posting Komentar